Undak Usuk Basa Sunda adalah aturan tata bahasa atau tingkatan tutur dalam bahasa Sunda yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesopanan, hubungan sosial, dan situasi berbicara. Ini merupakan bagian penting dari budaya komunikasi orang Sunda yang sangat menjunjung tinggi tatakrama, rasa hormat, dan unggah-ungguh dalam pergaulan sehari-hari.
🔹 Tingkatan dalam Undak Usuk Basa Sunda
- ✅ Basa Loma (Bahasa Biasa)
Digunakan antar teman sebaya, orang yang sudah akrab, atau dalam situasi santai.
Contoh:- "Kumaha damang?" (Bagaimana kabarnya?)
- "Uing hayang dahar." (Saya mau makan.)
- ✅ Basa Lemes (Bahasa Halus)
Digunakan saat berbicara kepada orang yang lebih tua, dihormati, atau dalam situasi formal.
Contoh:- "Kumaha kaayaan anjeun?" (Bagaimana keadaan Anda?)
- "Abdi hoyong tuang." (Saya ingin makan.)
- ✅ Basa Lemes Ka Luhur (Halus ke Atasan/Orangtua)
Digunakan khusus untuk menghormati orang tua, guru, pejabat, atau tamu penting.
Contoh:- "Mugia Bapa wilujeng sumping." (Semoga Bapak selamat datang.)
- "Upami kaparatos, abdi bade pamit." (Jika diizinkan, saya hendak berpamitan.)
- ✅ Basa Lemes Ka Diri Sorangan
Bentuk halus saat berbicara tentang diri sendiri, agar tetap rendah hati.
Contoh:- "Abdi badé ngantunkeun." (Saya akan pamit.)
🔹 Tujuan Undak Usuk:
- Menjaga kesopanan dan keharmonisan dalam berbahasa.
- Mengajarkan nilai tatakrama, rasa hormat, dan pengendalian diri dalam komunikasi.
- Membedakan antara status sosial, usia, atau hubungan emosional dalam interaksi.